Persahabatan Dalam Islam
Di hari Jumat yang baik dan mulia ini, marilah kita saling mengingatkan untuk selalu meningkatkan kualitas takwa kita kepada Allah SWT. Satu indikator kualitas takwa adalah sejauh mana kita rajin meminta (berdoa) hanya kepada Allah dengan ikhlas dan ketaatan yang total.
Kali ini saya ingin memposting tentang Persahabatan dilihat dari persepektif Islami. Ada artikel dari sahabat saya di jaringan sosial yang menurut saya menarik untuk saya posting kali ini. Dari sekian banyak postingan-postingan saya, hanya sedikit sekali porsi untuk berbagi ilmu agama. Jadi kali ini saya ingin mempostingnya dan berbagi kepada sahabat-sahabat saya di dunia maya. Mari sama-sama kita jalin terus tali silaturahmi di dunia maya dengan cara saling bertukar link, mem-follow blog dan saling berkomentar. Berikut artikelnya;
Teman itu tiga macam, pertama seperti makanan, sesuatu yang selalu dibutuhkan tidak boleh tidak, kedua seperti obat, dibutuhkan saat sakit saja, ketiga seperti penyakit, sama sekali tidak dibutuhkan. Tidaklah seorang dikatakan sebagai teman yang setia sehingga dia menjaga saudaranya dalam tiga hal, disaat musibah, saat temannya tidak ada di hadapan dia dan setelah wafatnya.
Quote about friendship
Persahabatan dan percintaan dengan dasar ikhlas karena Allah bagaikan pohon yang menjulang tinggi ke langit dan akarnya menghunjam ke bumi, tumbuh di hati-hati yang suci, disirami (disemai) dengan ilmu, indah dan manis dengan kejujuran dan ketulusan, menjadi besar dengan husnudzan (bersangka baik), buahnya disediakan mimbar-mimbar dari cahaya di hari kiamat untuk mereka, apakah kita siap untuk berteduh di bawah naungan pohon tersebut dan melaksanakan hak-hak persahabatan?
Sorga dunia adalah persahabatan dan percintaan dengan dasar ikhlas karena Allah, Al Firdaus adalah sorga Akhirat, semoga Allah mengumpulkanku dan kamu di kedua sorga tersebut.
Anak laki-laki merupakan nikmat dan anak perempuan merupakan kebaikan, Allah akan meminta pertanggungjawaban atas nikmat dan memberi ganjaran dengan kebaikan, hendaklah kita takut kepada Allah (terhadap anak-anak kita).
Umar radhiallahu anhu mengimami shalat subuh kemudian berpaling kepada manusia dan berkata: dimana Muadz? Muadz berkata: "Ini saya wahai amirul Mu’minin". Umar berkata: "Saya teringat kamu tadi malam lalu saya gelisah di tempat tidurku karena cinta dan rindu kepadamu". Lalu keduanya saling memeluk dan saling menangis. Betapa indahnya luapan hati yang tulus. Betapa saya merindukan untuk berjumpa denganmu seperi rindunya Umar terhadap Muadz. :)
4 comments
Nice post, bro...
Artikel yang sungguh bermanfaat, menambah pengetahuan dan bisa saling berbagi.sukses selalu ya.
Semoga bisa menjadi sahabat :-)
nice artikel.,,bagus banget..=)
.baguss , persahabatanddd it emang indah x)
Post a Comment